The Final Dramatis di Turnamen Sepak Bola PSSI Malang menjadi sorotan utama dalam dunia sepak bola tanah air baru-baru ini. Dengan atmosfer yang penuh semangat dan antusiasme para penggemar, pertandingan ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian bakat pemain muda, tetapi juga menampilkan strategi mutakhir dari pelatih-pelatih berbakat. Kompetisi ini digelar di Stadion Gajayana, salah satu stadion bersejarah di kota Malang yang dikenal memiliki atmosfer yang sangat mendukung bagi pemain maupun penonton. Dengan kapasitas penonton yang besar, stadion ini memfasilitasi ribuan penggemar yang hadir untuk menyaksikan laga puncaknya secara langsung.
Pada laga final, tim Arema Junior dan Persema Muda saling berhadapan setelah sebelumnya menunjukkan performa menakjubkan di babak-babak sebelumnya. Arema Junior, yang dikenal dengan permainan menyerangnya, kembali menampilkan formasi 4-3-3 yang menjadi andalan. Di sisi lain, Persema Muda tampil dengan formasi solid 3-5-2 yang fokus pada penguasaan lini tengah dan serangan balik cepat. Kedua tim telah mempersiapkan diri dengan latihan intensif dan analisis cermat terhadap pola permainan lawan.
Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Arema Junior langsung menekan sejak menit awal. Kapten tim, Andre Santoso, memimpin serangan dengan umpan-umpan terobosan yang akurat. Namun, Persema Muda menunjukkan pertahanan yang disiplin, dengan kapten tim mereka, Rudi Alfian, bermain gemilang menghalau setiap serangan. Di tengah lapangan, duel sengit antara gelandang kedua tim menjadi sorotan. Kombinasi antara ketenangan dan kemampuan membaca permainan menjadi kunci utama dalam mengatur alur serangan.
Pada menit ke-24, terjadilah gol yang mengubah seluruh dinamika pertandingan. Lewat skema serangan balik cepat, Persema Muda mencetak gol lewat tendangan keras Akbar Nugroho dari luar kotak penalti yang tak mampu diantisipasi kiper Arema Junior. Gol ini disambut sorak sorai meriah dari pendukung Persema.
Tidak tinggal diam, Arema Junior meningkatkan tempo permainan. Serangan demi serangan dilancarkan. Pada menit ke-35, mereka hampir saja menyamakan kedudukan, namun sayang bola hasil sundulan Budi Setiawan hanya membentur mistar gawang. Sepanjang sisa babak pertama, tekanan demi tekanan terus diberikan oleh anak asuh dari Coach Bagas Pranoto. Namun, hingga turun minum, skor 0-1 untuk keunggulan Persema tetap bertahan.
Masuk ke babak kedua, Arema junior melakukan beberapa pergantian pemain untuk menambah daya gedor serangan mereka. Masuknya Doni Prakoso memberikan angin segar bagi lini depan Arema Junior yang semakin agresif membombardir pertahanan Persema. Pada menit ke-57, usaha mereka membuahkan hasil. Melalui sebuah corner kick yang dieksekusi dengan baik, Anton Wijaya berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang untuk mencetak gol penyama kedudukan. Gemuruh dari pendukung Arema pun memenuhi stadion.
Pertandingan semakin memanas setelah gol tersebut. Arema tampak lebih bersemangat dan terus menyerang, sementara Persema Muda juga tidak tinggal diam, mengatur strategi untuk mencuri gol kemenangan. Lini tengah menjadi area pertempuran bagi kedua tim, dengan kedua belah pihak memperebutkan dominasi.
Ketika pertandingan memasuki menit-menit akhir, tensi semakin meningkat. Kartu kuning dan beberapa pelanggaran keras mewarnai jalannya laga. Pada menit ke-85, sebuah momen penting hampir terjadi ketika Persema mendapatkan peluang emas dari serangan balik, namun penyelesaian akhir yang kurang tenang dari penyerang mereka mengagalkan kesempatan tersebut.
Saat pertandingan tampaknya akan berakhir imbang, drama sesungguhnya terjadi di menit ke-92. Dalam masa injury time, melalui sebuah serangan terstruktur dari sisi kanan, bola diumpan ke tengah dan berhasil disambut oleh kaki Doni Prakoso. Tendangan keras ke pojok kanan gawang tidak bisa dihadang oleh kiper Persema, dan gol pun tercipta. Gol ini disambut euforia luar biasa dari kubu Arema Junior, memastikan mereka meraih kemenangan dramatis 2-1.
Kemenangan ini tidak hanya memberikan trofi juara kepada Arema Junior, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama tim dan strategi pelatih yang efektif. Bagi Persema Muda, meskipun gagal meraih gelar, perjalanan mereka dalam turnamen ini memperoleh banyak pujian dan diharapkan dapat menjadi motivasi ke depannya. Turnamen ini sekali lagi menegaskan bahwa sepak bola adalah lebih dari sekadar permainan; ini adalah drama yang penuh emosi, kerja keras, dan dedikasi tanpa batas.